Cinta datang tanpa mengenal waktu. Tanpa mengenal
situasi, dan tanpa mengenal kondisi. Saat ini aku mencoba untuk mencegahnya,
melarangnya untuk terus berkembang dihati, namun apa daya aku ini hanya seorang
manusia yang tak punya kekuatan untuk menahanya agar ia tak memasuki
hariku. Aku terjerembam dalam ikatan ini.
Tanpa inginku, aku terbuai olehnya. Bahagia
walau kutahu ini tak jelas akan berakhir dimana. Mengumpulkan rindu
setiap harinya walau kutahu rindu ini takkan pernah jelas kepada siapa
tercurahkannya.
Orang itu....
Aku mengenalnya setahun yang lalu. Disebuah
ruangan yang kutempati tak lebih dari 1 tahun. Melihatnya, memandangnya,
memperhatikannya tak pernah kulewati saat-saat itu. Mengabadikan beberapa momen
spesial bersamanya. Senang, kecewa, bahagia, tawa, canda, peristiwa itu
terangkum dalam ingatanku saat ini.
Orang itu....
Ia membuatku tak berdaya. Setiap malamnya otakku
selalu dipenuhi dengan bayangan dirinya. Hatiku stuck didirnya. Oh yaampun. Ia
membuatku kacau balau.
Orang itu....
Sampai dititik kesabaran. Aku sudah tak dapat
menahan gejolak hatiku. Berharap ia sedikit peka dengan kehadiranku selama ini.
Tapi itu hanya angan belaka yang kuimpikan. NIHIL. Tak ada respon sama sekali
darinya. Sampai suatu ketika kuberanikan diri untuk mengungkapkannya.
Orang itu....
Entah apa yang kuucapkan malam itu, sampai-sampai
membawa dampak yang cukup besar dihidupku. Sampai saat ini aku belum mengerti
apakah itu dampak positif atau negatif. Yang jelas rindu ini semakin nyata.
Orang itu....
Apakah aku menyesal??. Sempat terlintas diotakku
akan hal itu. Tapi aku percaya Tuhan menyelipkan suatu hal indah yang tak
pernah terduga sebelumnya hanya untukku kelak nanti.
Orang itu....
Aku percaya kamu juga memiliki perasaan yang sama
denganku. aku percaya kalau kita saling cinta. Dan aku juga percaya kalau rindu
ini milik kita berdua.
Orang itu....
Entah sampai kapan aku harus begini. Ingin
menyudahinya tapi tak ingin berakhir seperti ini. Skenario hidup ingin rasanya
kukuasai. Meng-edit setiap bagian yang tak indah untuk diriku dan dirimu.
Hahaha hanya ilusi diriku. Sekali lagi kutekankan ini semua sudah diatur
oleh-Nya.
Orang itu....
Kalau kau bilang, tidak ada yang kebetulan didunia
ini, itu berarti cintaku padamu juga sudah diatur oleh-Nya. Dan itu berarti
perpisahan kita ini juga telah diatur oleh-Nya. Kalau begitu untuk apa Ia
membuat kita bertemu kalau akhirnya kita dipisahkan dengan seenak-Nya.
Orang itu....
Aku lelah dihantui bayanganmu selalu. Aku letih
kalau setiap malam aku berusaha untuk melupakanmu. Aku sudah tak sanggup lagi.
Sedangkan kamu?? Pernahkah engkau memikirkanku?. Pernahkah engkau sedikit saja
berusaha untuk mempertahankanku??. Huh... lagi dan lagi ini hanya sebuah
pertanyaan yang tak perlu dijawab.
Orang itu...
Kukira cukup sampai disini aku mempertahankanmu.
Aku mencoba untuk hidup tanpamu, walau aku tahu aku tak pernah mencoba untuk
berhenti mencintaimu. Yaaa lepaskanlah jika itu yang terbaik untuk kita berdua.
Aku berharap engkau selalu bahagia dihidupmu. Cukup aku dan hatiku yang
merasakan sakit ini.
Orang itu...
Maaf kalau aku pernah menyakiti hatimu. Andai saja
engkau tahu ‘orang baru’ itu tak lebih indah dari kisahku denganmu. Tapi aku
percaya kalau aku akan bahagia bersamanya. Seperti dahulu, aku bahagia
bersamamu.
Orang itu...
Jangan pernah menyalahkan keadaan. Jangan pernah
mengaitkan “perbedaan” dengan kisah kita. Percayalah pada takdir. bagaimanapun
kita sekarang, kelak suatu saat jika kita ditakdirkan untuk bersatu kita akan
bertemu dan memulainya bersama-sama dari awal.
Orang itu...
Cintaku padamu takan terurai. Kau punya tempat
tersendiri dihatiku. Walau dalam kenyataan kita takan saling memiliki, tapi
hatiku selalu milikmu.
Orang itu...
Percayalah pada satu hal. Ini semua akan indah
pada waktunya :”)
Remember me : @yayusimsan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar